Sejak turun surat mengenai kewajiban KT untuk menyusun design RAB sendiri, maka diperlukan penguatan kapasitas kader teknik terutama dalam hal penguasaan ilmu teknik sederhana. Terutama yang berkaitan dengan infrastruktur sederhana didesa.
Di kecamatan Wonoasri sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan berlanjut hingga saat ini. Dimulai saat survey awal lokasi harus dipastikan adanya transfer pengetahuan mengenai cara sederhana melakukan survey awal. Misalnya pada survey saluran drainase KT belajar melakukan pengukuran panjang dan yang dibantu dengan penggunaan patok atau pilok . Dilakukan juga pembuatan sket potongan melintang saluran dan elevasi saluran untuk mengetahui kemiringan saluran. Hasil survey dimasukkan dalam formulir survey dan BA Pengukuran.
Fungsi dari pelaksanaan ini adalah KT memahami tata cara penentuan volume pekerjaan yang akan dimasukkan dalam design dan dihitung dalam RAB. Sekaligus untuk melakukan identifikasi awal permasalah teknis dan non teknis yang mungkin tejadi dalam pelaksanaan yang selanjutnya dituangkan dalam Form 22.
Tindak lanjut dari hasil survey adalah perhitungan design dan RAB. Pada langkah ini KT dilibatkan secara langsung untuk membuat peta lokasi, gambar design, potongan. FT memberikan pembimbingan langsung dengan sistem "Sorogan". Yaitu desa satu persatu dibimbing langsung oleh FT , sehingga bisa dengan detail membimbing dan melakukan transfer ilmu teknik kepada KT.
Menurut Barian KT dari desa Bancong metode ini sangat membantu KT dalam memperdalam ilmu teknik, dan "Saya jadi senang karena bisa menghitung kebutuhan material untuk saluran, ini ilmu baru buat kami."
Selanjutnya KT diajak bersama-sama menghitung volume pekerjaan berdasarkan gambar design dan detail potongan. Diperkenalkan juga untuk mengetahui tatacara membaca Analisa Biaya Konstruksi dalam hal ini SNI tahun 2008. Hasil perhitungan kemudian dimasukkan dalam analisa yang termuat dalam lembaran TOS (Take Off Sheet).
Hasil akhirnya adalah memasukkan dalam formulir RAB sesuai harga hasil kesepakatan harga tingkat kecamatan. Disini KT aktif melakukan perhitungan sendiri dengan dipantau oleh FT. Hasil perhitungan akhir kemudian dibawa untuk dicek bersama-sama dengan dtingkat desa yang selanjutnya dibuatkan BA Perhitungan design RAB.
Dengan metode ini manfaatnya adalah KT bisa memahami dan bisa melakukan pembuatan design dan analisa perhitungan biaya kontruksi sebuah banguan sederhana. Hasil perhitungan juga dilakukan pengecekan bersama-sama FT dibawah supervisi Fastekab, sehingga kesalahan perhitungan bisa diminimalkan dan mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Di kecamatan Wonoasri sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan berlanjut hingga saat ini. Dimulai saat survey awal lokasi harus dipastikan adanya transfer pengetahuan mengenai cara sederhana melakukan survey awal. Misalnya pada survey saluran drainase KT belajar melakukan pengukuran panjang dan yang dibantu dengan penggunaan patok atau pilok . Dilakukan juga pembuatan sket potongan melintang saluran dan elevasi saluran untuk mengetahui kemiringan saluran. Hasil survey dimasukkan dalam formulir survey dan BA Pengukuran.
Fungsi dari pelaksanaan ini adalah KT memahami tata cara penentuan volume pekerjaan yang akan dimasukkan dalam design dan dihitung dalam RAB. Sekaligus untuk melakukan identifikasi awal permasalah teknis dan non teknis yang mungkin tejadi dalam pelaksanaan yang selanjutnya dituangkan dalam Form 22.
Tindak lanjut dari hasil survey adalah perhitungan design dan RAB. Pada langkah ini KT dilibatkan secara langsung untuk membuat peta lokasi, gambar design, potongan. FT memberikan pembimbingan langsung dengan sistem "Sorogan". Yaitu desa satu persatu dibimbing langsung oleh FT , sehingga bisa dengan detail membimbing dan melakukan transfer ilmu teknik kepada KT.
Menurut Barian KT dari desa Bancong metode ini sangat membantu KT dalam memperdalam ilmu teknik, dan "Saya jadi senang karena bisa menghitung kebutuhan material untuk saluran, ini ilmu baru buat kami."
Selanjutnya KT diajak bersama-sama menghitung volume pekerjaan berdasarkan gambar design dan detail potongan. Diperkenalkan juga untuk mengetahui tatacara membaca Analisa Biaya Konstruksi dalam hal ini SNI tahun 2008. Hasil perhitungan kemudian dimasukkan dalam analisa yang termuat dalam lembaran TOS (Take Off Sheet).
Hasil akhirnya adalah memasukkan dalam formulir RAB sesuai harga hasil kesepakatan harga tingkat kecamatan. Disini KT aktif melakukan perhitungan sendiri dengan dipantau oleh FT. Hasil perhitungan akhir kemudian dibawa untuk dicek bersama-sama dengan dtingkat desa yang selanjutnya dibuatkan BA Perhitungan design RAB.
Dengan metode ini manfaatnya adalah KT bisa memahami dan bisa melakukan pembuatan design dan analisa perhitungan biaya kontruksi sebuah banguan sederhana. Hasil perhitungan juga dilakukan pengecekan bersama-sama FT dibawah supervisi Fastekab, sehingga kesalahan perhitungan bisa diminimalkan dan mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
"Hasil dari peningkatan ilmu teknik pada KT cukup berhasil ditahun 2013 yang ditandai dengan minimalnya masalah dilapangan, dan progres pekerjaan cepat selesai, " Kata Bapak Zainal yang merupakan Tokoh masyarakat Kecamatan Wonoasri.
"Mudah-mudahan ditahun 2014 ini semakin meningkat dan lebih baik." Amin.....
Penulis : FT Kec. Wonoasri (Dwi Kurniastuti)